Pakaian Adat Pengantin Jawa

Minggu, Oktober 03, 2021

 Pakaian Adat Pengantin Jawa

Written by : Hertin Nurhayati

Adat istiadat termasuk pakaian adat pernikahan juga merupakan bagian dari kebudayaan. Sesuatu hal yang patut dilestarikan karena merupakan bagian dari kekayaan nusantara. Kali ini saya akan memaparkan mengenai pakaian adat pengantin Jawa yang gak kalah cantik dan anggun dengan pakaian adat suku lain. Pakaian adat pengantin Jawa itu ternyata banyak sekali jenisnya, dengan riasan dan hiasan kepala yang beragam pula. Berikut penjelasannya.

1. Pengantin Madura Lilin
Riasan pengantin Madura Lilin berasal dari Kabupaten Sumenep, Madura. Ciri khasnya adalah hiasan melati menyerupai lilin yang dikenakan oleh pengantin sebagai simbol kesucian. Busana pengantin yang dikenakan adalah kebaya putih yang juga melambangkan kemurnian hati. 

2. Pengantin Malang Keprabon

Riasan ini terinspirasi dari kecantikan Ken Dedes yang sangat memesona. Pada riasan tersebut, pengantin wanita mengenakan sanggul yang dinamakan Ukel Keprabon, mahkota, kalung Hara, dan klat bahu Kayura Padma. Untuk busana yang dikenakan adalah kain dodot Taman Sari yang berwarna hijau. Dan tak lupa kain Nyamping Tumpul Malangan .


3. Pengantin Blitar Kartika Rukmi
Riasan ini terinspirasi dari kisah cinta Dewi Rukmini dan sang kekasih Sri Kresna, Keistimewaan dari riasan Kartika Rukmi adalah untaian melati dan mahkota yang dipakai mempelai wanita. Busananya memiliki ciri khas warna hijau yang identik dengan simbol kesuburan.


4. Pengantin Mupus Braen Blambangan
Riasan ini berasal dari Banyuwangi yang merupakan kota peninggalan Kerajaan Blambangan. Riasan ini khas dengan sanggul berbentuk Gelung Sampatan, konde yang dinamakan Kembang Goyang dan mahkota Buthi Setinggil, lalu ditambahkan anting serta kalung Mromong dan selendang, serta menggunakan dodot yang didominasi warna merah, hitam dan emas.


5. Pengantin Blitar Kresnayana
Berbeda dengan konsep riasan Kartika Rukmi yang bersifat kerakyatan, riasan ini dipakai untuk pengantin kebesaran. Ciri khasnya mahkota yang menjulang tinggi yang dikenakan di kepala dan ikatan rambut lengkap dengan lilitan ronce melati. Selain itu jarik yang dikenakan merupakan batik Kawung Tanjung khas kota Blitar.


6. Pengantin Adat Bojonegoro Kebesaran
Pengantin adat Bojonegoro Kebesaran identik dengan warna hijau dengan gaya klasik. Hampir sama dengan riasan adat Jawa pada umumnya, riasan pengantin adat Bojonegoro menggunakan paes di dahi dan mahkota yang berada tepat di bawah konde. Yang berbeda dari pengantin adat lainnya adalah selempang berwarna hijau yang dipakai menyilang menutupi dada.


7. Solo Putri
Gaya rias Solo Putri mengharuskan mempelai wanita memakai tata rias warna hitam pekat pada dahi. Rambut sang mempelai dimodel ukel besar layaknya bokor mengkureh. Pada rambut, diletakkan sebuah aksesori yang disebut melati tibo dodo yang dironce dan dilengkapi dengan hiasan cunduk sisir serta cunduk mentul. Untuk kebaya, kebaya yang dipakai adalah kebaya panjang klasik yang memanfaatkan bahan beludru warna hitam yang dihiasi benang emas bermotif bunga. Kain batik Sidoasih prada digunakan pada bagian bawah. 


8. Solo Basahan
Mempelai wanita pengantin Solo Basahan mengenakan kemben, kain dodot, atau yang biasa disebut kampuh, dan memakai sampur. Tidak lupa, mempelai wanita harus mengenakan sekar abrit. Kain jarik yang digunakan juga harus memiliki warna yang sama. Satu barang penting yang wajib dipakai adalah buntalan yang berisi daun-daunan dan bunga-bunga wangi yang dipercaya mampu menolak kesialan serta malapetaka. Aneh, tapi memang begitulah kenyataan yang ada di masyarakat.


9. Yogya Putri
Sanggul tekuk merupakan gaya rambut yang menjadi simbol gaya rias pengantin Yogya Putri. Sedangkan untuk pelengkap aksesoris rambut, mempelai wanita diharuskan memakai cunduk mentul besar dan pelat gunungan. Baju pengantin yang menjadi ciri khas gaya rias pengantin ini adalah kain kebaya panjang berbahan beludru. Kalau pada gaya rias pengantin Solo Putri motif batik yang digunakan adalah motif kain batik Sidoasih, tidak untuk gaya rias yang satu ini. Sang mempelai wanita memakai kebaya dengan motif kain batik prada.


10. Yogya Paes Ageng
Hampir sama dengan gaya rias Solo Putri yang memakai tata rias warna hitam. Gaya rias Yogya Paes Ageng juga mengharuskan sang mempelai wanita untuk memakai tata rias hitam di dahi dengan pinggiran emas. Kemudian, rambut sang mempelai wanita disanggul dengan mengaplikasikan gaya gajah ngolig. Gaya rambut seperti ini akan membiarkan rambut mempelai wanita menjuntai dengan sangat cantik. Rambut yang menjuntai tadi kemudian dihiasi dengan sumping dan beberapa aksesoris lainnya.

Ciri khas yang nampak terlihat dari gaya rias pengantin Jawa adalah warna hitam yang ada pada dahi. Warna hitam pada dahi ini biasa disebut dengan paes. Paes merupakan simbol kecantikan wanita yang dipercaya dapat menjauhkan tindakan buruk yang mungkin mengancam jiwa wanita. Paes juga disebut-sebut sebagai salah satu penanda kedewasaan seorang wanita. Riasan warna hitam pekat yang biasa 'dibubuhkan' pada dahi ini memiliki empat cengkorongan yang masing-masing diberi nama gajahan, pengapit, penitis, dan godeg.

Nah, itulah beberapa riasan pengantin Jawa yang cantiknya dan anggun. Semuanya keren dan masing-masing memiliki nilai kebudayaan yang sangat kental. 

You Might Also Like

0 Comments

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Sugeng amersani

Adbox