Mitos dan Pesugihan Gunung Kawi Jawa Timur

Minggu, Agustus 22, 2021

 Inilah 5 Mitos dan Pesugihan yang Ada di Gunung Kawi


Pesugihan ialah suatu metode guna mendapatkan kekayaan secara praktis tanpa wajib bekerja keras. Dalam proses pesugihan umumnya terdapat wujud kerjasama perjanjian antara manusia selaku pelaku pesugihan dengan makhluk gaib, jin ataupun mahluk sejenisnya.

Di Indonesia khususnya di Jawa telah tidak asing lagi dengan bermacam- macam mitos unik ritual pesugihan.  Di Malang, Jawa timur pula ada sebagian mitos unik pesugihan ialah di Gunung kawi yang terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Malang, Jawa Timur. Konon kawasan tersebut diketahui dapat memberi para wisatawan keberuntungan apalagi kekayaan secara praktis.

Nah, berikut ialah mitos unik pesugihan di Gunung Kawi Jawa Timur. 

1. Jumat Legi dan 12 Suro 

Biasanya orang yang mencari pesugihan melakukan ritual pada hari Jumat legi dan 12 Suro. Menurut penelusuran sebelum melakukan ritual pesugihan, ada beberapa hal yang harus dilakukan salah satunya mandi keramas, lalu tapa brata, selain itu orang yang mencari pesugihan harus akad dengan makhluk halus di gunung.


2. Pohon Dewandaru Pesarehan Gunung Kawi 


Pohon dewandaru atau pohon keberuntungan juga disebut pohon keramat oleh orang Tionghoa. Peziarah sering menunggu buah atau daun jatuh, menurut legenda, penyimpanan dapat meningkatkan kekayaan. Namun, seperti namanya, dibutuhkan kesabaran berbulan-bulan untuk menunggu bagian tertentu dari pohon jatuh.


3. Guci Kuno


Ada terdapat dua pot kuno di Gunung Kawi yang merupakan peninggalan nenek Zuge kuno. Guci ini digunakan untuk menyimpan air suci, Guci ini umumnya dipercaya dapat membuat seseorang awet muda dengan meminum air yang ada di dalam guci tersebut.

4. Persembahan Tumbal di Gunung Kawi

Kerap kali dikisahkan adanya tumbal dibalik ritual Gunung Kawi. Ada yang menyangkal tetapi lebih banyak yang membenarkannya bahwa tumbalnya berupa nyawa manusia. Setelah melewati satu tahun, konon pemilik pesugihan biasanya akan mulai mangalami peningkatan kualitas dan kuantitas ekonomi dalam kehidupannya. Ketika waktu itu terjadi, ia mulai harus menyerahkan tumbal yang berupa seorang manusia yang memiliki hubungan darah dengannya untuk dijadikan sebagai salah satu pesuruh kerajaan gaib di Gunung Kawi. Seseorang yang ditunjuk untuk menjadi tumbal tersebut biasanya mati tanpa diduga-duga secara tiba-tiba. Selain itu, setiap kali diberikannya tumbal, kekayaan pemilik tumbal biasanya akan meningkat secara drastis.

5. Petilasan Prabu Sri Kameswara


Terdapat di ketinggian 700 meter dan sekitar setengah jam dari makam Eyang Sujo dan Jugo, terdapat sebuah keraton yang pernah menjadi pertapaan milik Prabu Kameswara. Dia merupakan pangeran dari Kerajaan Kediri yang beragama Hindu. Dulu dikabarkan bahwa setelah sang prabu selesai bertapa di tempat itu, beliau berhasil menyelesaikan kekacauan politik di kerajaannya. Kini, petilasan tersebut telah digunakan sebagai tempat pemujaan dan praktik pesugihan.

Itulah mitos dan ritual pesugihan yang konon dilakukan di Gunung Kawi.


You Might Also Like

0 Comments

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Sugeng amersani

Adbox